Nothing is True, Everything is Permitted

Kamis, 31 Januari 2013

Pengalaman di SMPN 8 Yogyakarta

Yak kali ini saya akan menceritakan pengalamanku selama 2 setengah tahun d smp 8, ada bnyk pengalaman yg pengen aku ceritakan, tpi aku pilih salah satu aja, hmm, cerita ini tentang smp 8 merayakan hari jdi kota Yogyakarta yang ke... aku lupa e -.- hahahaha,, hari itu kami seluruh siswa d wajibkan menggunakan pakaian adat jawa, dan sorenya aku nyari baju ke salon, macam ibuk2 mau kondangan :3 hahaha,, yak 2 salon aku singgahi dan salon ke2 lah yg paling sreek,, keesokan harinya aku dateng ke salon itu lagi dan d pakaikanlah baju adat jawa itu,, slesai make baju trus otw ke sklh, kesannya wktu jalan kesekolah yaitu kerasa kyk orng ilang -___- di lhtin sama orang2, dah macam artis ibukota aku ^_^ hahahaa, yak sampe d sklh dan langsung upacara dengan baju jawa dan dengan dialog jawa upacara d laksanakan. setengah jam berlalu, upacarapun slesai, saatnya PHOTO-PHOTO !! yeah ! satu kelas berkumpul dan wali kelas telah datang, jepret jepret jepret, suara kamera milik teman. dan hasilnya keren2, ada yg kyk mbok2, ada yg kyk abdi kraton, ada yg kyk omom, hahhaha, macam2 lah pokok e. dan dri jam setengah 8-9 kita cuma ngabisin waktu buat foto2, yaak saatnya berkumpul sama tmn2 dan ngobrol.... dan akhirnya pulang. SELESAI

Senin, 28 Januari 2013

Simple Plan









1999: Pembentukan Simple Plan

Pada tahun 1996, band Reset dibentuk oleh Pierre Bouvier, Chuck Comeau, Philippe Jolicoeur, dan Adrian White.[1] Reset melakukan tur di Kanada bersama MxPx, Ten Foot Pole, dan Face to Face, walaupun mereka tidak terlalu berhasil mendapatkan popularitas.[2] Album perdana mereka, No Worries, dirilis pada 1999. Tak lama, Chuck Comeau pergi dari band untuk masuk kuliah.[1] Dua tahun kemudian dia bertemu dengan teman-temannya semasa SMA, Jeff Stinco dan Sébastien Lefebvre, yang pada saat itu sedang berada di band mereka masing-masing, dan mereka berniat untuk bergabung membentuk band sendiri.[1] Sementara itu, Reset merilis Album kedua mereka, No Limits. Suatu hari, Comeau dan Bouvier bertemu kembali di konser Sugar Ray[2] dan Bouvier meninggalkan Reset untuk bergabung dengan Comeau. David Desrosiers lalu menggantikan posisi Bouvier di Reset, tetapi dia jga meninggalkan Reset enam bulan kemudian dan bergabung dengan Bouvier.[1][2] Hal ini membuat Bouvier dapat berkonsentrasi pada posisi vokal, setelah sebelumnya sempat merangkap mengisi posisi vokal sekaligus bass.
Asal nama Simple Plan tidaklah jelas. Ketika ditanya, para personel band sering memberikan jawaban berupa lelucon, termasuk salah satunya adalah karena mereka membentuk band sebagai sebuah "rencana dadakan" untuk menghindari bekerja di restoran cepat saji. Tapi bagaimanapun, kemungkinan paling besar, nama "Simple Plan" diambil dari judul film "A Simple Plan",[3][4] atau lagu karya Piebald berjudul "Just a Simple Plan".

2002: No Pads, No Helmets…Just Balls
Pada Maret 2002, Simple Plan merilis studio album pertama mereka, No Pads, No Helmets...Just Balls yang dilanjutkan denga dirilisnya singel: "I'm Just a Kid", "I'd Do Anything", "Addicted", dan "Perfect". Simple Plan tercatat mengatakan bahwa mereka menginginkan album yang murni pop-punk.[5] Judul album ini mengacu pada sebuah frasa populer dari olahraga rugby, "No pads, no helmets, just balls."
Album ini mula-mula dirilis di Amerika Serikat dengan isi dua belas lagu, dengan lagu terakhir "Perfect". Namun edisi bonus dan edisi luar negeri kemudian muncul dalam berbagai versi dengan tambahan dua lagu pada dua belas lagu asli. Sebagai contoh, di edisi Amerika terdapat lagu bonus "Grow Up", dan "My Christmas List", sementara edisi Inggris terdapat lagu "One By One" dan "American Jesus" (live, lagu oleh Bad Religion), termasuk bonus dua video klip "I'd Do Anything" dan "I'm Just a Kid".
Di album ini juga terdapat vokal dari penyanyi dari dua band pop-punk lain, seperti dalam "I'd Do Anything" terdapat vokal Mark Hoppus dari Blink-182, dan dalam "You Don't Mean Anything" terdapat vokal Joel Madden dari Good Charlotte.
Pada tahun 2002, tahun saat Simple Plan merilis album ini, Simple Plan tampil di lebih dari 300 pertunjukan, menduduki posisi puncak chart "Alternative New Artist", dan tampil pada tur Jepang dimana tiketnya terjual habis.[6] Pada 2003, mereka tampil sebagai salah satu band utama di Vans Warped Tour. Juga sebuah penampilam yang terekam dalam sebuah film komedi kritik, Punk Rock Holocaust, dimana empat dari mereka diceritakan terbunuh. Mereka juga tampil dalam Warped Tour tahun 2004 dan 2005. Juga di 2003, mereka menjadi aksi pembuka untuk tur "Try To Shut Me Up" milik Avril Lavigne.[6] Sebagai tambahan beberapa tur, mereka juga menjadi aksi pembuka untuk Green Day dan Good Charlotte.[6] Album ini terjual 1 juta copy hingga awal 2003 tetapi album ini telah terjual 4 juta copy di seluruh dunia, menjadikan album tersukses mereka secara komersial.

2004: Still Not Getting Any…
Pada Oktober 2004, Simple Plan merilis album kedua mereka yang berjudul Still Not Getting Any..., yang nantinya diikuti oleh singel "Welcome to My Life", "Shut Up!", "Untitled (How Could This Happen to Me?)", dan "Crazy".
Seperti disebutkan sebelumnya, ketika menulis materi album "No Pads, No Helmets…Just Balls", para personel Simple Plan menginginkan album yang murni pop-punk. Tetapi kali ini, dalam proses menulis album "Still Not Getting Any…", mereka mengatakan bahwa mereka tidak ingin membatasi diri mereka pada genre punk, tetapi agaknya membiarkan diri mereka untuk menulis "musik yang baik".[5]
Sementara itu , dari segi musik "Still Not Getting Any…" menunjukkan perubahan yang dramatis dari gaya bermain Simple Plan. Mereka masih dapat menjaga gaya mereka untuk tetap menggunakan lirik downbeat yang dipadu dengan musik upbeat, tetapi mereka berhasil untuk keluar dari standar genre pop-punk. Walaupun banyak lagu dari album ini yang masih membawakan perasaan labil seorang remaja seperti lagu "I'm Just a Kid" dari album mereka sebelumnya, secara umum album ini cenderung ke tema lirik yang lebih dalam dan lebih dewasa, termasuk juga suara musik yang terdengar sedikit lebih keluar dari gaya pop-punk murni. Beberapa penilaian profesional menekankan pada penyertaan elemen rock "klasik" dan "tendensi", mengatakan bahwa album ini "tidak menekankan pop-punk yang sangat aktif dalam tujuan membentuk rock modern yang dibentuk dengan rapi dan tidak basa-basi".[7]Berdasarkan bonus DVD dari "Still Not Getting Any…", selama pembuatan album, para personel Simple Plan sempat memikirkan beberapa nama unutk album ini, seperti "Get Rich or Die Trying" dan "In The Zone". Mereka memilih nama "Still Not Getting Any…" (arti: Masih Tidak Bisa Mendapatkan … satupun) untuk beberapa alasan. Alasan yang paling terkenal dan kira-kira paling mewakili adalah karena mereka berpikir bahwa mereka belum mendapatkan penilaian yang bagus, Pierre Bouvier menambahkan bahwa mereka baru mendapatkan satu penilaian yang baik, yaitu dari Alternative Press. Alasan yang lain adalah bahwa saat itu mereka masih belum mendapatkan respek yang baik. Ada banyak lagi alasan yang diutarakan oleh mereka, karena kata apapun benar-benar dapat diletakkan di bagian elipsis pada judul tersebut. Chuck Comeau menambahkan bahwa nama album tersebut "serba guna".

2008: Simple Plan
Setelah sekitar satu setengah tahun dalam tur "Still Not Getting Any…", mereka mengakhiri tur tersebut pada Februari 2006, untuk kemudian mengambil waktu istirahat singkat sebelum memulai pekerjaan pada album ketiga mereka. Pierre Bouvier melalui situs blog MySpace resminya mengatakan bahwa ia sedang menuju Miami pada 21 Maret 2007 untuk bekerja dengan seorang produser yang saat itu belum diketahui siapa, yang kemudian diketahui adalah Dave Fortman. Simple Plan mulai memasuki studio untuk tahap pra-produksi di Los Angeles pada 29 Juni. Pada 15 Juli mereka kembali ke Montreal untuk merekam lagu mereka di Studio Piccolo, studio yang sama tempat mereka merekam "Still Not Getting Any…." Ketika mereka selesai merekam seluruh lagu, mereka kembai ke Miami untuk tahap mixing dan mastering. Beberapa sentuhan akhir pada album dilakukan di New York dan album mereka resmi selesai pada 21 Oktober 2007, walaupun kemudian mereka kembali ke studio untuk merekam ulangabeberapa lirik dalam lagu "Generation".
Setelah menyelesaikan tur promosional internasional mereka, Simple Plan tampil pada beberapa acara liburan pada Desember 2007. Pada 1 Juli 2008, mereka membuat konser gratis di Quebec City, Plains of Abraham, menarik 150.000 penonton ke acara Canada Day.[9] Setelah kemabali dari Asia tengah dan timur pada akhir Juli, mereka kembali pada tur ke seluruh Kanada[10] bersama dengan Faber Drive dan Cute is What We Aim For.[11] Metro Station dan The All-American Rejects sebenarnya dijadwalkan untuk ambil bagian dalam tur tersebut, namun dibatalkan karena suatu hal. Mereka kembali pada tur penuh Eropa kedua mereka pada 28 Oktober hingga 29 November, dengan Estonia dan Polandia untuk pertama kalinya. Simple Plan juga tampil di Tel Aviv dan Dubai pada awal Desember, dimana pada konser ini mereka tampil dengan empat personel mengikuti absennya bassistDavid Desrosiers karena masalah keluarga dan digantikan sementara oleh Sébastien Lefebvre untuk mengisi posisi bass."When I'm Gone", singel pertama dari album Simple Plan dirilis pada 29 Oktober 2007. Album Simple Plan diproduseri oleh Dave Fortman, yang terkenal atas kerjanya dengan Avril Lavigne dan Kelly Clarkson. Pada 17 Februari 2008, Simple Plan mendapatkan posisi chart tertinggi mereka diInggris, setelah dua album sebelumnya gagal memasuki chart disana. Pada 29 November 2007, Simple Plan mengumumkan akan menunda tanggal rilis album dari sebelumnya 29 Januari 2008 menjadi tanggal 12 Februari 2008. Mereka juga merilis album dengan label "Japan version", dengan tambahan 2 lagu, yang dirilis seminggu lebih awal, yaitu pada 6 Februari 2008. Album ini adalah album yang paling gagal menuai sukses jika dibandingkan dengan seluruh album mereka.[8]

2011: Get Your Heart On!
Simple Plan merilis album keempat mereka yang berjudul Get Your Heart On! pada 21 Juni 2011. Album ini diproduseri oleh Brian Howes.[12][13] Album mereka kali ini adalah kali kedua mereka berkolaborasi dengan artis lain sejak album No Pads, No Helmets...Just Balls bersama Mark Hoppus (Blink-182) dan Joel Madden (Good Charlotte). Pada album ini, mereka berkolaborasi denganRivers Cuomo (Weezer), Natasha Bedingfield, K'naan dan Alex Gaskarth (All Time Low). Pada 20 April mereka mengumumkan bahwa "Jet Lag" akan menjadi singel pertama dari album ini. Lagu tersebut dirilis dalam versi Inggris dan Perancis dimana Simple Plan berkolaborasi dengan Natasha Bedingfield dan Marie-Mai pada masing-masing lagu. Untuk mempromosilan lagu tersebut, sebuah layanan bernama "JetLag Airlines" dibuat di situs web mereka, berisi berita, lirik, daftar lagu, dan video terkait album keempat mereka. "Jet Lag" diputar perdana pada 25 April, sementara video musiknya dirilis pada 4 Mei bersama Natasha Bedingfield dan 16 Mei bersama Marie-Mai.


Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Bruno Mars

Yaak, kali ini saya akan membahas Bruno Mars, pasti kalian tahu siapa itu Bruno Mars, hahaha, tpi apa kalian tau gimana proses dia bisa sukses seperti sekarang? silahkan simak biodata Bruno berikut ini..


1985-2005: Awal Kehidupan

Jangan sangsikan musikalitasnya, karena dia juga berasal dari keluarga yang gemar seni, khususnya musik. Ayahnya, Pete, seorang New Yorker, adalah pemain perkusi. Ibunya, Bernie, berdarah Filipina keturunan “Puerto Rico”, adalah seorang penari hula. Pete dan Bernie memiliki 6 orang anak dan mengenalkan mereka pada berbagai jenis musik, reggae, rock, hip hop, dan R&B. Khusus untuk anaknya yang bernama Peter Gene Hernandez, Pete memanggilnya dengan nama Bruno, berhubung saat berusia 2 tahun, sang bayi bertubuh gempal, mirip dengan pegulat terkenal zaman itu, Bruno Sammartino. Nama itu yang kemudian dipilihnya sebagai nama panggungnya. Dan ketika memikirkan nama belakang untuk Bruno, dia langsung teringat akan para gadis yang menyebutkan dirinya bukan berasal dari bumi, yang lantas membuatnya terpikir akan Mars. Dan jadilah, Peter Gene Hernandez menjadi Bruno Mars, seperti yang kita kenal sekarang.Dia kelahiran 8 Oktober 1985. Dan dalam 25 tahun kehidupannya, hampir apa saja sudah dilakukannya dalam rangka mengasah kemampuan bermusiknya. Dari usia muda, dia sudah tampil meniru dan menyanyikan lagu-lagu Michael Jackson, Elvis Presley, The Isley Brothers, dan The Temptations. Saat usia sekolah, dia memperdalam kegemarannya terhadap Elvis, sekaligus memperluas pengetahuan musiknya lewat Prince dan The Police.

2006-2008 : Awal Kari

Usai menyelesaikan sekolahnya, dirinya pun hijrah ke Los Angeles untuk mewujudkan American Dream-nya. Dan Dewi Fortuna berpihak padanya, saat tahun 2006 lalu dirinya berkenalan dengan Aaron Bay Schuck, yang kemudian menjadi manajernya dan menawari kontrak di bawah nauangan “Atlantic Records”. Bruno Mars berada dalam jalur yang tepat menuju kesuksesan!

Apa yang harus ia lakukan sebagai langkah awal mencapai cita-citanya dalam industri ini? Tidak serta merta menjadi penyanyi, Bruno memulai dengan menulis lagu untuk penyanyi lain. Di muncul di credit untuk album Alexandra Burke (’Perfect’ from “Overcome”), Travie McCoy (”We’ll Be Alright’ from “Lazarus”), Brandy (’Long Distance’ from “Human”), empat buah lagu untuk album “Tomorrow” milik Sean Kingston, juga mega hit Right Round dari album “ROOTS” oleh Flo Rida. He’s the bomb. Dan kalau itu semua belum cukup, dirinya juga menyumbangkan karyanya untuk albumSugababes yang berjudul “Sweet 7″, adalah single “Get Sexy” yang merupakan karya terakhir girlband tersebut dengan seorang original member di dalamnya, “Keisha Buchanan”. Bruno pun mulai menjalal kemampuan vokalnya dengan menyediakan vokal latar di lagu tersebut. Selain itu, bersama “Philip Lawrence” dan “Ari Levine” dibentuklah trio “The Smeezingtons” yang memproduseri sebagian besar dari karya tulis Bruno.

2009-sekarang: Doo-wops & Hooligans
Semakin PD dengan kemampuannya di balik layar, mengapa tidak muncul sebagai vokal tamu. Maka dimulailah kemunculan nama Bruno Mars sebagai guest appearance untuk album “Far East Movement” “Animal” di lagu ‘3D’, dan juga debut “Jaeson Ma” ‘Love’. Menang, ini masih kurang mengangkat kepopuleran Bruno ke permukaan, tapi selanjutnya, tidak ada yang bisa menghentikannya. Kita pertama tau dirinya dan vokalnya yang kuat dan seksi dari single nomor 1 “B.o.B”, Nothin’ On You juga solo debut Travie McCoy ‘Billionaire’. Kita dibuat lebih tertarik padanya ketimbang pada penyaji utama kedua single tersebut. Dan ini semua cukup untuk menjadi landasan yang kuat untuk tampil sendiri. Just The Way You Are pun diluncurkan pada pertengahan tahun lalu. Dan hasilnya bigger than ever. Jadi juara di berbagai tangga lagu di berbagai belahan dunia. Lagu ini memiliki chorus yang dahsyat, melodi dan lirik yang memorable, dan menampilkan yang terbaik dari Bruno Mars. “”He’s on the way to top and there’s no sign of stopping!””
Untuk Grammy Awards tahun 2010, kita dibuat tercengang dengan munculnya Bruno Mars dalam 6 kategori. “Best Rap Song, Best Rap/Sung Collaboration”, dan “Record Of The Year” untuk ‘Nothin’ On You’, “Record Of The Year” dan “Song Of The Year” untuk ‘F–k You’ yang dinyanyikan oleh Cee-Lo Green, “Best Male Pop Vocal Performance” untuk Just The Way You Are, dan “Producer Of The Year Non-classical” untuk trio The Smeezingtons. Ini bisa jadi menambah koleksi penghargaan yang diraihnya, setelah sebelumnya menyabet Soul Train Music Awards. Album debutnya “Doo-wops & Hooligans” yang berisi 12 track pun dirilis pada akhir Januari 2011 ini di Indonesia. Dan dalam menyambut kemeriahana tas kesuksesan pria bernama asli Peter Gene Hernandez ini, CreativeDisc memilihnya sebagai sorotan selama sebulan penuh dalam Artist Of The Month! Single keduanya “Grenade” pun enggak kalah sukses. Jadi nomor 1 di berbagai tangga lagu di berbagai negara di Eropa, Australia, Asia, dan Amerika. We don’t have to think too much of where that voice coming from, cause we’re here to enjoy the month of love with his singing! It’s Bruno Mars!!!

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Panic! at the Disco

Mungkin banyak yang belum tau apa itu Panic! at the Disco... cek this out !

Panic! at the Disco (kadang disingkat menjadi PATD) adalah grup musik dari Las VegasNevada. Sebelumnya dikenal sebagai Panic! at the Disco, mereka mengubah nama mereka pada awal 2008 menjadi Panic At The Disco, tapi akhirnya memutuskan untuk memasukkan (!) kembali setelah kepergian Ryan Ross dan Jon Walker. Musik mereka merupakan perpaduan antara popdanceelektronikrock, bersama dengan jenis musik lainnya. Sebuah album debut mereka A Fever You Can't Sweat Out (2005) mencapai beberapa kesuksesan di Billboard 200 yang terjual sekitar 2,2 juta kopi.
Biografi
Grup band beraliran emo ini dibentuk di Las Vegas, Nevada, AS sekitar tahun 2004 lalu. Awalnya, Ryan Ross (guitar) dan Spencer Smith (drums) yang sudah akrab sejak kecil berencana membentuk satu grup band. Keduanya lantas merekrut Brent Wilson dan membentuk band yang mereka namakan Summer League. Setelah sempat berganti formasi, grup ini akhirnya mengambil nama Panic at the Disco dengan formasi Brendon Urie, Ryan Ross, Spencer Smith, dan Brent Wilson.
Album pertama mereka dirilis tahun 2005 dengan judul A FEVER YOU CAN’T SWEAT OUT. Sampai saat ini, album pertama ini sudah terjual lebih dari dua juta copy di seluruh dunia dan berhasil meraih dua platinum album. Bulan Mei 2006, sang basis, Brent Wilson memutuskan untuk keluar dari band yang membesarkannya ini. Posisi Brent segera digantikan oleh teman lama mereka, Jon Walker. Akhir Maret kemarin, Panic at the Disco kembali melepas studio album. Album dengan judul PRETTY. ODD. ini sempat bertengger di posisi puncak tangga lagu di Australia. Sementara di AS, album ini harus puas berada di posisi kedua saja.

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Jumat, 18 Januari 2013

Lost Saga Character List 6




Lost Saga Character List 5
































Lost Saga Character List 4